Sony Dwi Kuncoro (Photo : PBSI) |
(Singapura, 16/4/2016)
Empat kali digempur tunggal putra Indonesia,
akhirnya Lin Dan takluk juga. Sejak babak pertama kejuaraan Singapore
Open Super Series 2016, Lin Dan selalu dihadapkan dengan pemain
Indonesia, namun di semifinal, pemain Tiongkok yang dijuluki Super Dan
ini akhirnya tunduk di tangan Sony Dwi Kuncoro, dengan skor 10-21,
21-17, 20-22.
Sebelumnya, Lin Dan telah mengalahkan Ihsan Maulana
Mustofa, Jonatan Christie dan Tommy Sugiarto, di babak pertama, kedua
dan perempat final.
Laga berdurasi 69 menit ini menyedot perhatian
penonton satu stadion Singapore Indoor Stadium. Duel keduanya memang
sangat berkelas, menarik untuk ditonton. Sony menang dengan relatif
mudah di game pertama, dimana Lin begitu banyak menyia-nyiakan bola dan
melakukan kesalahan sendiri.
Seperti sudah diduga, Lin mulai bangkit di game
kedua. Sambaran-sambaran tajam terus dihujankan Lin ke arah pertahanan
Sony. Kedua pemain ini juga beberapa kali mengajukan challenge untuk
menguji akurasi keputusan hakim garis. Sempat mengejar ketertinggalan,
Sony akhirnya mesti merelakan game kedua.
Kedua pemain tampil mati-matian di game penentuan.
Sony yang sudah unggul 5-1, kembali dikejar Lin dan kedudukan jadi
imbang 5-5. Kedudukan imbang berkali-kali terjadi pada laga penentuan,
hingga membuat penonton diselimuti aura ketegangan, menanti hasil akhir
laga ini. Apakah Sony yang merangkak dari babak kualifikasi ini bisa
mengatasi Lin yang dijagokan untuk juara?
Saling berkejaran angka dari 14-14 sampai 20-20,
Sony dan Lin saling balas serangan namun tetap berhati-hati dan tak mau
membuat kesalahan. Berbekal prinsip nothing to lose dan bermain tanpa
beban, Sony akhirnya mampu mengatasi Lin dan melaju ke final.
“Intinya saya bermain lepas saja, saya tidak punya
strategi khusus. Saya lihat di di lapangan bagaimana, dan saya lawan
dengan bagaimana. Saya mau menyusahkan dia, saya mau dia jadi tidak enak
mainnya. Pokoknya saya tidak mau terbawa permainan Lin,” kata Sony.
“Di game kedua saya akui kalau saya sering
ragu-ragu. Saat game ketiga, saya pikir ini adalah saatnya, ini
kesempatan terakhir karena sudah game penentuan. Saya lalu bermain
agresif dan konsentrasi satu demi satu poin,” ujar Sony.
Dikatakan Sony, ini kemenangan ini menandakan
kebangkitannya sebagai pemain yang sempat dirundung cedera dan kini
sudah tak muda lagi. Sony berhasil membuktikan bahwa dirinya masih mampu
bersaing di level super series melawan pemain-pemain kelas dunia.
“Menurut saya pertandingan malam ini sungguh luar
biasa, ini adalah buah dari kerja keras saya di latihan. Saat menang,
saya langsung berpikir kalau saya ternyata masih bisa menang dari Lin
Dan,” tutur Sony yang terakhir kali berjumpa Lin pada tahun 2012 di
Thailand Open Grand Prix Gold dan memetik kemenangan straight game,
21-17, 21-16.
Sony sudah ditunggu Son Wan Ho, pemain asal Korea
yang lolos ke final dengan mengalahkan Ng Ka Long Angus (Hong Kong),
dengan skor 22-20, 21-16. Sony merupakan wakil kedua yang lolos ke final
setelah pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.
(*)
0 comments :
Post a Comment